CANINE PARVO VIRUS
by: scoobydoo
Canine parvovirus adalah salah satu virus yang paling umum menyerang anjing di Indonesia terutama anak anjing dibawah 6 bulan. Parvo adalah penyakit yang sangat menular dengan tanda-tanda diare akut yang kebanyakan berdarah. Parvo disebabkan oleh pathogen yand disebut Canine Parvo Virus, type 2 (CPV-2).
Vaksinasi yang kita punyai sekarang dapat menolong penyebaran dari virus parvo ini, tetapi meskipun sudah divaksinasi, ada beberapa kasus dimana anjing kita masih dapat terjangkit dan mati oleh karena parvo virus.
Dengan adanya artikel ini, Team DuniaAnjing.com mengharapkan para pemilik anjing dapat lebih mengerti dan mengenal parvo virus, sehingga dapat membuat keputusan yang baik untuk mengurangi sampai mencegah terjadinya penyebaran virus ini.
Bagaimana Parvo Virus menular ?
CPV-2 dapat bertahan dan hidup menempel di lingkungan sekitar kita, seperti misalnya pakaian, tempat makan dan kandang untuk lebih dari 5 bulan dalam kondisi yang baik baginya. Kuman ataupun kecoak dapat pula menjadi alat penyebaran penyakit ini. Semua parvo virus sangat stabil dan tahan dengan kondisi lingkungan sekitarnya seperti pH yang rendah maupun suhu yang tinggi/panas. Penggunaan ultraviolet light atau cahaya matahari dan sodium hypochlorite (bleach/pemutih dicampur dengan air secukupnya / setengah gelas bleach dicampur dengan 1.5 liter air), dapat melumpuhkan parvo virus. Masa inkubasi parvo virus (waktu dari mulainya terjangkit oleh parvo virus sampai muncul tanda-tandanya) adalah sekitar 7 – 14 hari. Pendarahan pada kotoran anjing kita dapat mulai terlihat dalam waktu 2-3 hari setelah terjangkit virus ini, sering tanpa tanda-tanda yang lain, dan kemudian akan berakhir dalam waktu 1-2 minggu.
Symptoms/Gejala-gejala
Gejala-gejala yang dapat timbul pada anjing kita yang terserang parvo virus sangatlah beragam. Kebanyakan anjing dewasa yang terserang parvo virus hanya menunjukan sedikit gejala-gejala. Pada umumnya gejala-gejala yang jelas terlihat pada anjing-anjing yang berumur dibawah 6 bulan, dengan kasus-kasus yang paling parah terjadi pada anak anjing yang baru berumur sekitar 12 minggu. Response terhadap serangan virus CPV-2, baik infeksi maupun vaksinasi juga berbeda antara satu trah dengan trah yang lainnya. Trah yang paling banyak terkena kasus ini adalah Rottweiler, Doberman & Labrador Retriever.
Bentuk yang paling umum dari penyakit yang disebabkan oleh parvo virus (Enteritis) ditandai dengan muntah-muntah (kadang akut), diare, dehidrasi, kotoran yang kehitaman/berdarah dan dalam kasus-kasus yang parah, demam dan terjadi penurunan jumlah sel darah putih dalam darah. Acute CPV-2 enteritis dapat terjadi pada anjing trah, jenis kelamin, dan umur berapa saja. Penyebaran virus ini sangat cepat dan kematian dapat terjadi bahkan pada hari ke dua setelah anjing kita diserang oleh parvo virus terutama pada anak anjing. Adanya bakteri & parasit atau virus-virus yang lain pada anjing yang sedang diserah oleh parvo virus akan memperparah kerusakan yang disebabkan oleh parvo virus dan juga proses recovery yang lambat.
Diagnosa
Tidak semua kasus diare yang mengeluarkan darah atau muntah disebabkan oleh parvo virus, dan banyak sekali anak anjing yang salah didiagnosa bahwa terkena parvo virus. Satu-satunya cara untuk mengetahui anjing kita terkena Parvo virus adalah melalui “positive Diagnostic test”. Di sisi yang lain dapat pula melakukan beberapa test yang lebih memakan waktu dan juga biaya, yaitu dengan melakukan test secara tradisional, dengan melakukan check darah, dan juga metode terbaru dan sangat simple test pada kotoran dengan menggunakan “enzyme-linked immunosorbent assay antigen test (ELISA)” yang sekarang sudah banyak tersedia di klinik-klinik hewan. Hanya dengan di test saja baru kita dapat memastikan apakah terserang parvo virus atau bukan dan memberikan pengobatan terhadap penyakit ini.
Pengobatan / Treatment
Pengobatan terhadap parvo virus relative tidak berbelit-belit dan langsung ke tindakan-tindakan yang dapat mensupport hidup anjing yang terserang parvo virus. Penggantian cairan tubuh yang hilang akibat dari muntah dan diare adalah kemungkinan langkah yang paling penting dan yang paling pertama harus dilakukan. Dalam kasus muntah-muntah yang parah, pemberian obat anti muntah untuk memperlambat/menghentikan perlu diberikan. Therapy antibiotic juga biasanya diberikan untuk mengontrol serangan infeksi yang mungkin timbul dari secondary bakteri. Setelah gejala-gejala (intestinal symptoms) telah berkurang, penggunaan obat cacing biasanya dilakukan. Mengatur jumlah makanan selama anjing kita masih terus muntah juga harus dilakukan. Apabila pengobatan ini tidak dilakukan dengan baik dan serius apalagi tanpa pengawasan dari dokter hewan maupun professional, kesembuhan anjing yang terkena serangan parvo virus sangat sulit. Bahkan dengan pengawasan yang terbaikpun, tingkat kematian yang terjadi masih tetap tinggi. Tanda Pemberian cairan dalam jumlah yang tepat kedalam tubuh anjing yang sudah diserang oleh parvo virus, kemungkin recoverynya sangatlah kecil.
Daya Tahan Tubuh (Antibodi) & Vaksinasi
Apabila seekor anak anjing berhasil lolos dari serangan infeksi CPV-2, maka anak anjing tersebut akan daya tahan tubuh yang kebal terhadap serangan virus yang sama paling tidak selama 20 bulan, bahkan mungkin seumur hidupnya. Setelah recovery, virus tidak akan disebarkan lagi melalui kotorannya.
Untuk vaksin, banyak vaksin yang tersedia secara komersil. Meskipun banyak pemilik anjing yang khawatir bahwa pemberian vaksin parvo yang menggunakan virus hidup yang telah dimodifikasi akan justru menularkan parvo virus kepada anjingnya, namun hasil penelitian telah berulang kali menunjukan bahwa vaksin yang disiapkan secara komersial adalah aman dan tidak menyebakan penyakit.
Penyebab utama kegagalan pada saat pemberian vaksin parvo virus adalah tingkat daya tahan tubuh anjing kita yang diperoleh pada saat lahir dari induknya (Maternal antibody level). Maternal antibodi adalah antibodi yang didapat dari air susu induknya yang harus diberikan kepada anak anjing langsung dalam waktu 24 jam setelah anak anjingnya lahir. Maternal antibodi yang tinggi pada darah anak anjing akan menghalangi ke-efektifan dari pada vaksinasi. Maternal antibody harus turun pada level yang cukup rendah agar imunisasi dengan menggunakan vaksin komersil dapat bekerja.
Yang menjadi permasalahan adalah, ada waktu antara beberapa hari sampai sekitar 2 minggu, dimana Maternal antibodi sudah turun terlalu rendah untuk menjaga kekebalan tubuh anjing terhadap CPV-2, namun masih terlalu tinggi untuk membiarkan vaksin bekerja. Waktu ini dinamakan “Window of susceptibility”. Lamanya dan waktu dari Window of Susceptibility ini berbeda antara tiap kelahiran.
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, parvo virus adalah penyakit yang umum kita dengar dan juga sebagai penyebab kematian terutama pada anak anjing. Dengan kemampuan virus ini untuk menular melalui tangan, pakaian, dan yang pasti adalah kecoak dan serangga, secara virtual akan tidak mungkin sebuah kennel tidak terkena serangan virus ini. Vaksin dengan menggunakan virus hidup yang sudah dimodifikasi adalah aman dan efektif, namun perlu diingat bahwa ada “window of Susceptibility” yang terjadi kira-kira beberapa hari sehingga pada hari-hari itu, anak-anak anjing tetap beresiko tinggi untuk tertular parvo virus. Yang harus kita jaga adalah kebersihan lingkungan, vaksinasi tepat waktu di dokter hewan. Apabila sudah terserang parvo virus, harus segera dibawa ke dokter hewan kita untuk menerima pengobatan/perawatan, ketepatan dan kecepatan pengobatan akan mempengaruhi tingkat hidup anjing yang sudah terkena CPV-2.
terima kasih atas pengetahuan nya,kebetulan saat ni anak anjingku tdk nafsu makan,muntah dan diare..blm dipastikan apakah virus parvo, tp sblmnya saudaranya (beda induk) mati krn diare berdarah yg diduga krn parvo. tp semoga saja anjingku yg stu ini tdk mengikuti jejak saudaranya,dan saat ini sudah ditangani dokter hewan..Semoga saja lekas sembuh.
BalasHapusmw tanya, apa virus ini bs nular ke manusia?
BalasHapussejauh ini belum ada laporan, sehingga disimpulkan tidak bisa menular ke manusia
HapusAnjing saya berumur 5 tahun jenis anjing kampung sudah lengkap vaksinnya..sudah 2 minggu ini tidak mau makan, muntah2 dan diare parah (sehari lebih dr 5x, berwarna hitam, berlendir)..sudah dibawa ke drh diberi suntik vitamin dan obat antibiotik dan lactoban..makanan sementara pakai makana basah kalengan untuk maslah usus (Science Diet) tetapi sampai sekarang belum ada perubahan tetapi anjing saya masih mau minum.
BalasHapusmaaf, baru bisa balas, soalnya lagi tugas ke maluku utara, dari klinisnya itu mengarah ke trombositophenia, dugaan sementara leptospirosis, sebaiknya dibawa ke rumah sakit hewan aja supaya bisa di rawat inap, karena itu perlu di infus, soalnya sudah dehidrasi berat,
HapusAnjing saya berumur 3 bulan. Malamnya dia masih makan banyak dan lahap, masih seperti baisanya. Keesokan harinya dia muntah lendir, tidak mau makan. Saya berikan air gula untuk pertolongan pertama tapi apapun yg d masukkan slalu d muntahkan dlam bentuk lendir. Malam harinya sudah lemas dan susah untuk jalan, telinganya dingin badannya juga dingin. Keesokannya mati. Kirakira itu kenapa gan? Soalnya ada anak anjing satu lagi d rumah takutnya menular. Sakit 1 hari langsung lewat, jd takut g smpat kasi perobatan yg pas nnti kalo ada yg kena lgi.
BalasHapusSebenernya kalau kena Parvovirus dokter hewan juga ga ada obatnya, anjing saya 3 ekor terinfeksi parvovirus dalam waktu bersamaan. Yang pertama kena Terrier mix Labrador tapi dia bisa bertahan hingga masa kritis berakhir dan sudah sembuh meskipun masih pemulihan. Yang ke 2 kena anjing mix masih bertahan meskipun sudah 1 minggu ga mau makan, apa yang dimasukan langsung di muntahkan, tapi masih mau minum. saya berikan 1 butirkuning telor campur madu dan larutan air gula. Yang terakhir kena labrador saya, hanya dalam selang 2h tidak mau makan dan minum, di cekokin juga dimuntahkan. Akhirnya tengah malam menghembuskan nafas terakhir. Intinya sih musti sabar dan berikan makan penganti dog food. Usahakan cekokin makanan. sisanya tergantung sistem imu guk2 kita dah.
BalasHapus