SAPI PERAH
Sapi Holstein memperlihatkan birahi pertama pada umur rata-rata 37 minggu apabila tingkat nutrisi baik, dan 49 minggu bila nutrisinya sedang, serta 72 minggu bila tingkat nutrisi rendah. Panjang siklus estrus rata-rata 20 hari, dan 21 sampai 22 hari untuk sapi dewasa. Periode estrus rata-ratanya adalah 18 jam untuk sapi perah ataupun sapi pedaging dan sedikit lebih pendek untuk sapi heifer sekitar 12-24 jam. Ovulasi normal terjadi kira-kira 10-15 jam setelah birahi.
Waktu kawin kambing PE yang baik pada usia 15–18 bulan, karena pada waktu itu alat reproduksinya sudah berkembang sempurna. Pendapat lain juga mengatakan dewasa kelamin pada kambing PE umur sekitar 10 bulan, kemudian dapat dikawinkan pada umur 10-12 bulan dengan berat badan sekitar 55 kg. Lama birahi sekitar 35 jam, siklus birahi berselang selama 3 minggu. Pada saat birahi merupakan saat yang tepat untuk dikawinkan, dengan tanda-tandanya yaitu: gelisah, nafsu makan dan minum menurun, ekor sering dikibaskan, sering kencing, kemaluan bengkak dan diam bila dinaiki. Masa bunting sekitar 5 bulan, serta masa melahirkan, penyapihan dan istirahat ± 2 bulan. Diusahakan agar kambing bisa beranak minimal 3 kali dalam dua tahun.
Fisiologi Laktasi
Laktasi adalah Proses produksi, sekresi, dan pengeluaran susu dari sapi yang diperah secara kontinyu yang ditujukan untuk menghasilkan susu. Pada sapi perah, kelenjar susu sapi betina mulai berkembang pada waktu kehidupan fetal. Puting-puting susunya terlihat pada waktu dilahirkan. Bila hewan betina tumbuh, susunya membesar sebanding dengan besarnya tubuh. Sebelum hewan mencapai dewasa kelamin, maka hanya terjadi sedikit pertumbuhan jaringan kelenjar. Bila sapi betina mencapai dewasa kelamin, maka estrogen yang dihasilkan oleh folikel dalam ovarium akan merangsang perkembangan sistema duktus yang besar.
Hormon-Hormon Laktasi
Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran.
Estrogen: menstimulasi sistem saluran mammae untuk membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui.
Follicle stimulating hormone (FSH): perkembangan folikel yang bertujuan untuk menghasilkan homon estrogen
Luteinizing hormone (LH): berperan dalam proses ovulasi
Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil pada masa kebuntingandan sekresi air susu dari kelenjar
Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras susu menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down.
Milk Let Down
Peristiwa milk let down adalah suatu peristiwa dimana terjadinya proses pengeluaran air susu dari induk kepada anaknya. Proses ini diawali dengan adanya rangsangan dari mulut anak atau pedet terhadap ambing induknya, kemudian rangsangan ini diantarkan oleh pembuluh saraf ke sistem saraf pusat. Selanjutnya SSP menghasilkan oksitosin dan yang disekresikan ke dalam pembuluh darah. Kemudian menuju organ target yaitu alveol-alveol yang ada di ambing yang merangsang agar alveol ambing tersebut mengeluarkan air susu untuk pedet tersebut. Peristiwa ini akan terus berlanjut dan berulang selama adanya rangsangan pada puting dari ambing si induk.
Tabel 1. Produksi dan Kadar Lemak Susu Beberapa Bangsa Sapi Perah
Bangsa Produksi susu Kadar lemak
kg/tahun .. % ..
Fries Hollands
Brown Swiss
Ayrshire
Guernsey
Jersey 5.750-6.250
5.000-5.500
5.000
4.500
4.000 3,7
4,0
4,0
4,7
5,0
Sumber: Blakely dan Bade (1985)
Tabel 2. Komposisi Susu Mamalia
Komposisi Sapi Kambing Manusia Domba Kuda Babi
%
Air Lemak
Laktosa
Protein
Abu 87,70
3,61
4,65
3,29
0,75 86,0
4,6
4,2
4,4
0,8 88,2
3,3
6,8
1,5
0,2 81,3
6,9
5,2
5,6
1,0 89,8
1,2
6,9
1,8
0,3 81,9
6,6
5,5
5,1
0,7
Sumber: Ensminger (1991)
Tabel 3. Komposisi Susu Berbagai Bangsa Sapi Perah
Bangsa Lemak Protein Laktosa Abu
%
Ayrshire
Brown Swiss
Guernsey Fries Hollands
Jersey 4,07
4,08
5,03
3,62
5,16 3,47
3,57
3,82
3,27
3,82 4,69
5,04
4,91
4,86
4,91 0,68
0,73
0,74
0,68
0,74
Sumber: Gravert (1987)
Komposisi Susu Sapi
TIAP 100 Gram KOMPONEN SUSU SAPI adalah:
Kalori (Kkal) 61,00
Protein (g) 3,20
Lemak (g) 3,50
Karbohidrat (g) 4,30
Kalsium (mg) 143,00
Fosfor (g) 60,00
Besi (g) 1,70
Vitamin A (SI) 130,00
Vitamin B1 (tiamin)(mg) 0,03
Vitamin C (mg) 1,00
Air (g) 88,33
Kurva Laktasi Sapi Perah
Daftar Pustaka
Isdarmady (2010). Siklus Reproduksi pada Sapi. http://kamicintapeternakan.blogspot.com/2010/08/siklus-estrus-pada-sapi.html.
Alfarisi (2008). Fisiologi laktasi. http://aku-anak-peternakan.blogspot.com/2008/05/fisiologi-laktasi.html.
Sutanto (2010). Komposisi Susu Sapi. http://nto-kun.blogspot.com/2010/05/komposisi-susu-sapi.html.
Djaja, Willyan, S. Kuswaryan, U.H. Tanuwira, L. Khairani (2006). Integrasi tanaman kaliandra (caliandra, sp) dalam kawasan pengembangan peternakan sapi perah sebagai upaya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi susu. Laporan penelitian. Jurusan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
salam veteriner...