Kamis, 17 Februari 2011

Brucellosis (penyakit Keluron) Zoonosis yang dapat Mengakibatkan Keguguran pada Kaum Ibu

Brucellosis adalah penyakit ternak menular yang secara primer menyerang sapi, kambing, babi dan sekunder berbagai jenis ternak lainnya serta manusia. Pada sapi penyakit ini dikenal sebagai penyakit Kluron atau pemyakit Bang. Sedangkan pada manusia menyebabkan demam yang bersifat undulans dan disevut Demam Malta. Bruce (1887) telah berhasil mengisolasi jasad renik penyebab dan ditemukan Micrococcus melitensis yang selanjutnya disebut pula Brucella melitensis.

Brucellosis merupakan penyakit beresiko sangat tinggi, kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh brucellosis sangat besar, walaupun mortalitasnya kecil. Oleh karena itu alat-alat yang telah tercemar bakteri brucella sebaiknya tak bersentuhan langsung dengan manusia. Sebab penyakit ini dapat menular dari ternak ke manusia dan sulit diobati, sehingga brucellosis merupakan zoonosis yang penting. Tetapi manusia dapat mengkonsumsi daging dari ternak-ternak yang tertular sebab tidak berbahaya apabila tindakan sanitasi minimum dipatuhi dan dagingnya dimasak. Demikian pula dengan air susu dapat pula dikonsumsi tetapi harus dimasak atau dipasteurisasi terlebih dahulu.

Pada ternak kerugian dapat berupa kluron, anak ternak yang dilahirkan lemah, kemudian mati, terjadi gangguan alat-alat reproduksi yang mengakibatkan kemajiran temporee atau permanen. Kerugian pada sapi perah berupa turunnya produksi air susu.

bakteri brucella merupakan bakteri intraseluler berbentuk batang, tidak bergerak, mempunyai ukuran 0,2-0,5 mikron dan lebar 0,4-0,8 mikron, dan Gram negatif yang dapat diwarnai dengan metode Stamp dan Koster. bkteri ini pertama sekali ditemukan oleh Bruce (1987), kemudian Bang dan Stribolt (1897) mengisolasi jasad renik ynag serupa dari sapi yang menderita keluron menular dan diberi nama Bacillus abortus bovis.  pada manusia dikenal sebagai Microccus militensi.

Di Indonesia brucellosis tersebar luas di Pulau Timor (NTT), Sulawesi, Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Untuk Pulau Bali saat ini merupakan daerah bebas Brucellosis karena adanya larangan untuk memasukkan sapi jenis lain terkait dengan kebijakan pemerintah Bali untuk memurnikan sapi Bali.

brusellosis ditularkan melalui kontak langsung dengan kotoran hewan yang mengandung kuman infeksi, meminum susu sapi atau kambing yang tidak di pasteurisasi, mengkonsumsi hasil olahan susu (mentega dan keju) yang mengadung bakteri hidup. sedangkan untuk penularan dari manusia ke manusia penyakit ini jarang terjadi.

pada sapi, gejala klinik yang mencolok adalah terjadinya abortus, terutama pada kebuntingan tua (7-8 bulan). abortus umumnya terjadi hanya satu kali pada kebuntingan yang berurutan. meskipun demikian induk yang mengalami abortus tersebut masih dapat membawa kuman B. abortus hingga 2 tahun. hewan yang mengalami infeksi kronis dapat menderita hygroma (pembesaran kantung persendian akibat berisis cairan atau fibrinopurulen). pembesaran kantung persendian carpus atau tarsus sangat mencolok sehingga dapat dilihat dari jauh. cairan Hygroma mengandung banyak sekali bakteri B. abortus sehingga merupakan spesimen yang baik untuk isolasi B. abortus. pada anjing brucellosis merupakan penyebab utama sterilisitas pada pejantan dan abortus pada betina. anjing yang menderita brucellosis akut mengalami kebengkakan kelenjar prefemoralis dan submandibularis. pada anjing jantan, brucellosis menyebabkan orchitis sehingga testis terlihat membengkak beberapa lama, kemudian terjadi atrofi, testis terlihat mengecil karena sel-sel pembentuk spermatozoa mengalami kerusakan.

Diagnosa:
1. Serum Aglutination Test
2. Pemeriksaan bakteriologik
3. Card Test
4. Milk Ring Test
5. Plate Aglutination Test
6. Rose Bengal Test
7. Complement Fixation Test

Tidak ada obat yang mujarab untuk Brucellosis. oleh karena itu hanya penanggulangannya yang dapat dilaukan. dianjurkan untuk mempergunakan vaksin hidup pada anak sapi perah umur 3-8 bulan. Dengan jalan ini, diharapkan nanti pada saat sapi menghasilkan susu, titer antibodinya telah jauh turun di bawah 1:200 atau hilang sama sekali. untuk sapi potong dianjurkan untuk memvaksin anak sapi pada umur 3 atau 10 bulan atau lebih dengan harapan pada saat pemotongan, serologik mereka telah negatif.

Referensi
http://www.docstoc.com/docs/69839134/BRUCELLOSIS
http://webcache.googleusercontent.com
http://www.artikata.com/arti-24201-brucellosis.php
http://www.duniaveteriner.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

salam veteriner...